Mengemas Konsep Foto Pre Wedding
Penting, tidak penting. Pandangan kontradiktif ini kerap kali mengiringi konsep foto pre wedding yang kian banyak dilakukan oleh pasangan yang akan mengekalkan diri dalam komitmen abadi.
Masing-masing punya alasan tersendiri untuk melakukannya ataupun tidak. Yang jelas, foto pre wedding ini butuh persiapan yang tidak kalah matang dibandingkan persiapan pernikahan lainnya.
Yang utama adalah mencari konsep yang tepat untuk menjadi “jiwa” dari setiap bidikan foto pre wedding. Semakin hari, ide atau tema untuk foto pre wedding kian beragam. Ada yang bercerita mengenai kegiatan pacaran sehari-hari, menuturkan kisah dari awal hubungan hingga akhirnya berkencan, atau membuat cerita unik dan lucu.
Hal tersebut akan menentukan pemilihan lokasi pemotretan, apakah ingin berada di dalam kota dengan suasana urban, di tengah alam yang cantik, atau cukup di dalam studio.
Di sisi lain, properti yang akan ditampilkan dalam foto juga perlu diperhatikan dengan baik. Dalam hal ini menyangkut pemilihan kostum, maupun benda-benda lainnya yang mampu memperkuat cerita. Misalnya dengan benda-benda yang memiliki kenangan bersama atau benda-benda yang menjadi cerminan karakter diri masing-masing calon mempelai.
Sebuah foto pre wedding memang selayaknya tidak hanya menampilkan kemesraan sepasang calon mempelai, namun mampu bercerita atau mengungkapkan sisi lain tanpa lewat kata-kata.
Dalam hal ini kemahiran sang fotografer dalam menangkap sisi-sisi emosional kedua pasangan sangatlah dibutuhkan. Dengan demikian, sebuah foto sederhana pun bisa terlihat begitu indah karena memancarkan nuansa emosional yang kuat.
Tentu saja, untuk mendapatkan gambaran ideal tersebut, segalanya harus dikomunikasikan secara detail pada calon fotografer. Akan lebih baik jika Anda dan pasangan pun membawa ide untuk digodok bersama, meski tidak jarang, ide-ide unik dari fotografer juga bisa menjadi bahan pertimbangan.
Di sisi lain, konsep foto hingga proses edit yang diinginkan itu menjadi salah satu cara mudah untuk memilih fotografer yang paling tepat. Agar konsep tersebut bisa dieksekusi dengan sempurna, sebaiknya disesuaikan dengan gaya, selera, serta keahlian sang fotografer.
(ADT/Kompas Klasika)
Editor: Nadia Felicia
Sumber: Kompas Klasika