Budaya dan tradisi yang ada di Indonesia diapresiasikan oleh Rumah Kampung Elite décor menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi melalui dekorasi yang cantik, indah, dan elegan.

Memutar haluan dari sebuah usaha yang khusus menjual perlengkapan barang antik menjadi usaha dekorasi memang bukan suatu hal yang direncanakan Fajar J. Adi, sang pendiri Rumah Kampung Elite décor. Menurut Fajar, Rumah Kampung Elite décor awalnya hanya berupa usaha khusus yang menjual barang-barang antik untuk menghias ruangan rumah. “Kebetulan saya senang berburu barang-barang antik di pasar kampung,” tutur pria yang memang menyukai pernak-pernik tradisional sejak kecil, terutama pernak-pernik asal Jawa.

Suatu ketika, ia pernah melihat sebuah toko barang antik yang sibuk menaikkan barang-barang antik dalam jumlah banyak ke sebuah mobil truk. “Saya sempat heran, setelah saya tanyakan, ternyata barang-barang tersebut milik orang California, AS, yang mencicil barang-barang antik itu untuk diboyong ke rumahnya di California,” ujar Fajar yang mengaku heran sekaligus bangga karena ada orang asing yang menghargai barang-barang tradisional Indonesia.

Dari situ, ia mulai termotivasi untuk membuat sebuah usaha furnitur yang isinya barang-barang antik, mulai dari kursi, meja, lemari, tempat tidur, dan masih banyak lagi. Dengan mengusung unsur tradisional, pria asal Solo, Jawa Tengah ini kemudian memberi label usahanya “Rumah Kampung” yang khusus menjual perlengkapan barang antik, yang dianggap “kampung” oleh sebagian orang.  “Rumah Kampung itu memang awalnya karena saya terinspirasi dari konsep tradisional kampung. Semua sifatnya tradisional  dan barang-barang yang dijual adalah barang-barang tradisional,” paparnya lagi.

Namun, justru dari menjual barang-barang antik tersebut, ia diminta para konsumennya untuk mendesain rumah. “Ada klien yang minta didekor rumahnya. Karena saya berjualan barang-barang antik, makanya saya mendekorasi pakai barang-barang antik,” imbuh Fajar yang dalam menjalankan usahanya juga dibantu oleh sang istri, Lani Fajar. Permintaan yang semakin hari semakin bertambah membuat bapak dua anak ini akhirnya memberanikan diri mulai mendesain dan mendekorasi tempat untuk berbagai acara, mulai dari perkawinan, pameran, dan acara-acara lainnya.

Baginya, karya dalam bentuk dekorasi tidak mengenal batas. “Dekorasi adalah kesenangan pribadi saya. Ini merupakan karya saya. Namun karya harus berkembang dan dinamis, makanya sekarang banyak diciptakan dekorasi-dekorasi tradisional yang sifatnya dinamis dan elit atau mewah,” Fajar menuturkan. Pemikiran tersebut yang membuatnya mulai mengubah konsep dekorasi yang ada di Rumah Kampung. Dari hanya sekadar dekorasi tradisional khususnya Jawa dan Sunda, menjadi dekorasi kontemporer, perpaduan unsur tradisional dari seluruh daerah di Indonesia dengan unsur modern. “Makanya sekarang pakai nama Rumah Kampung Elite décor.”

Ciri khas dekorasi Rumah Kampung Elite décor yang awalnya kental dengan unsur tradisional Jawa Sunda, berubah menjadi kontemporer. “Saya juga sekarang tidak hanya menggunakan unsur tradisional Jawa dan Sunda saja, tapi juga meluas ke unsur tradisional (daerah-daerah di Indonesia) lainnya,” cetus Fajar. Ia berujar, setiap daerah memiliki aura yang berbeda. Karena itu, ia berusaha meluaskan kecintaannya terhadap dunia tradisional dengan mempelajari tradisi dari berbagai daerah di Indonesia.

Ia menambahkan, Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi justru lebih bisa dieksplorasi dalam berbagai desain dan dekorasi. “Selama ini dekorasi ditempatkan pada posisi tradisional dan non tradisional. Padahal, jika dekorasi non tradisional dipadukan dengan tradisional, nilainya justru lebih tinggi,” kata Fajar yang berhasil masuk MURI kategori Dekorasi Panggung Batik Pertama di Dunia di  pameran Bidakara Wedding Expo 5 bulan Juni 2010 lalu.

Budaya, lanjutnya, pada hakekatnya dinamis, kendati demikian ada nilai-nilai luhur yang tidak boleh diutak-atik oleh siapa pun, termasuk dalam urusan dekorasi. Prinsip ini yang tetap dipegang teguh oleh Rumah Kampung Elite décor. Selain itu, inovasi dan kreativitas merupakan faktor utama dalam berkarya. “Saya ingin berkarya tradisional tapi sifatnya mendunia. Bisa diterima oleh semua kalangan. Ini akan memberi karakter yang luar biasa,” ujar Fajar sambil memaparkan impian-impiannya di dunia dekorasi.

Teks: Ratri Suyani | www.weddingku.com
Foto: Dok. Rumah Kampung Elite décor

“Saksikan Karya Rumah Kampung Elite Decor by Fajar di Bidakara Wedding Expo 6

Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara Jakarta, 18-20 Maret 2011

yang akan mengangkat tema dan nuansa tempo doeloe”

Add Comment

2 Responses

    • November 21, 2010

    Hello, this is a really fascinating web blog and ive loved reading several of the articles and posts contained upon the site, sustain the great work and hope to read a lot more exciting articles in the time to come.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


7 + 3 =