Jakarta, Mantenhouse.com – Tidak hanya sampai disitu couples, setelah kedua mempelai sampai di pelaminan dengan prosesi sinduran tadi, masih ada rangkaian tahap berikutnya. Masih penasaran, bagaimana prosesi panggih selanjutnya. Yuk simak lagi yang berikut ini.

5. Timbang pangkon, Acara “Timbang Pangkon” sebagai lambang bahwa kedua orang tua puteri tidak membeda-bedakan antara anak sendiri dan menantu, dalam upacara ini pula diadakan Upacara Nimbang, yaitu ayah pengantin puteri duduk di pelaminan dengan posisi lutut tegak siku-siku, pengantin pria kemudian duduk di paha kaki kanan ayah mertuanya, sementara pengantin puteri duduk di paha kaki kiri ayahnya.

timbang

6. Tanem Jero, di prosesi ini Ayah pengantin puteri yang sudah berdiri di hadapan kedua mempelai lalu didampingi oleh Trinya mendudukan sepasang pengantin di pelaminan (dengan gerakan menekan pundak sambil berucap : “Slamet yo podo singh rukun!” Upacara sejenak itu disebut tanem jero atau nandur (menanam), ini sebagai simbol bahwa kedua orangtua calon mempelai wanita telah mendudukkan mereka di tempat yang selayaknya.

prosesi tanem jero

7. Kacar-Kucur, Kacar-kucur dilaksanakan dengan cara pengantin pria mengucurkan beras kuning, kacang, uang logam kepada pengantin wanita. upacara ini merupakan lambang bahwa suami yang bertugas mencari nafkah untuk keluarganya, sebagai simbolik tengah menyerahkan hasil jerih payahnya pada istrinya. Pengantin pria berdiri di depan pengantin puteri dalam posisi agak menunduk lalu lalu mengucurkan bungkusan Kacar-Kucur itu ke dalam bentangan sapu tangan Tulak di atas pangkuan pengantin puteri. Kemudian setelah itu dibungkus oleh sang istri dan diserahkan kepada ibundanya ditemani oleh sang suami.

kacar kucur

8. Ngunjuk Rujak Degan, Diawali dengan oleh Ayah pengantin puteri. Ibu pengantin puteri bertanya, “Rasane kepiye, Pak?” sang ayah pun langsung menjawab, “Wah seger sumyah, mugo-mugo sumrambah menyang wong sak omah”. Setelah itu Ibu pengantin putripun ikut minum rujak degan itu, disusul kemudian pengantin pria dan puteri. yamg mempunyai makna sikap puas Ayah maupun Ibu pengantin puteri atas pesta perkawinan itu

ngunjuk rujak degan

9. Dahar Klimah atau Dulangan (kedua pengantin saling menyuapi), Acara ini memiliki kandungan makna bahwa kedua mempelai agar bias hidup rukun, saling mengisi, dan tolong-menolong, dan dapat menyatukan keduanya dalam suka maupun duka. Pengantin pria membuat kepalan dari nasi punar/banding lalu disuapkan kepada istrinya, begitu juga sebaliknya istrinya menyuapi suaminya, keduanya melakukannya sebanyak tiga kali.

dahar klimah

10. Tilik Pitik, pada tahapan ini kedua orang tua pengantin pria datang, kedua mempelai dan orangtua mempelai wanita menyambut kedua orangtua mempelai pria. Kemudian,  makna dibalik prosesi tilik pitik adalah menengok putranya yang tengah menikah dan sekaligus untuk merestui acara ini, selain itu juga bertujuan untuk mempererat persaudaraan di antara kedua keluarga besar itu.

tilik pitik

11. Sungkeman, Tahap ini merupakan tahap akhir dari upacara panggih, sungkeman dilakukan sebagai wujud bahwa kedua mempelai akan patuh dan berbakti kepada kedua orang tua mereka.

sungkeman

Setelah upacara panggih ini berakhir, tibalah di acara resepsi dimana para tamu menyalami kedua mempelai. Demikianlah prosesi upacara panggih, dari semua rangkaian prosesinya tertuang simbolisasi yang penuh makna dimana kesemua tahapannya tertanam doa dan harapan demi kerukunan dan kesejahteraan rumah tangga kedua pengantin kelak.

(achy/MHDC)

photo courtesy of AA Photography

Add Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


+ 13 = 21