Tentu saja, selain busana dan tata rias salah satu elemen penting dalam sebuah pernikahan adalah pelaminan. Walaupun di era modern seperti iniĀ  pelaminan sudah memiliki bahnyak model dan pilihan dekorasi, namun tetap saja pelaminan dengan ornamen Jawa menjadi pilihan utama. Mengapa demikian? Karena selain ukirannya yang cantik, ternyata setiap ornamen pelaminan Jawa memiliki maknanya tersendiri. Kira-kira seperti apa saja maknanya? Simak penjelasannya berikut ini.

 

1. Gebyok, sebuah ornamen berbentuk pintu dan jendela untuk menjadi latar pelaminan adat Jawa

 

 

Jika diperhatikan, maka dalam pelaminan Jawa seringkali kita jumpai adanya ornamen berbentuk papan besar yang awalnya berfungsi sebagai penyekat ruangan. Gebyok sendiri biasanya berbahan kayu Jati dengan kualitas yang bagus, dan ditambah dengan ukiran khas yang membuatnya semakin terlihat mewah. Uniknya, Gebyok ini bisa disesuaikan dengan tema pernikahan dengan beberapa tambahan lain juga tetap enak untuk dipandang.

 

Gebyok sendiri memiliki makna bahwa kedua mempelai nantinya akan memasuki sebuah pintu ataupun dunia baru yang cukup berbeda dari kehidupan mereka sebelumnya. sementara untuk ukirannya, bisa diartikan sebagai sebuah tujuan hidup manusia untuk kehidupan yang lebih harmonis dengan alam.

 

2. Ornamen miniatur Joglo

 

Selain Gebyok, juga ada ornamen miniatur Joglo yang menjadi khas Jawa Tengah. Dengan adanya tambahan ornamen ini, akan membuat pelaminan menjadi terlihat lebih mewah. Filosofi yang diambil dari miniatur rumah Joglo ini sendiri adalah empat pilar penyangga Joglo yang memiliki simbol empat arah mata angin. Dan semakin rumit miniatur joglo tersebut dibuat, maka hal tersebut semakin melambangkan kelas sosial dari pengantin tersebut .

 

3. Ornamen gunungan wayang kulit yang wajib ada.

 

Dalam lakon wayang kulit, gunungan yang berbentuk kerucut ini biasanya akan mewakili hal hal besar seperti gunung, pohon besar, api, ombak, dan lain sebagainya. Sementara saat berada di pelaminan, gunungan ini menjadi simbol agar kedua mempelai lebih bijaksana dalam memasuki kehidupan baru dengan segala sisi baik dan buruknya.

 

4. Patung Loro Blonyo, sebuah simbol agar kedua mempelai menjalani rumah tangga dengan setia

 

Patung Loro Blonyo adalah gambaran atau simbol dari sifat laki-laki dan perempuan yang bisa juga diibaratkan sebagai pasangan Dewi Sri serta Sadhana. Dewi Sri sendiri digambarkan sebagai seorang gadis muda yang memiliki kecantikan bak bidadari dalam kisah Ramayana. Sementara Sadhana, juga memiliki rupa yang sangat tampan. Kisah ini juga yang menjadi lambang kesetiaan antara suami istri di adat Jawa.

 

5. Ornamen Batik sebagai motif wajib adat Jawa

 

Motif batik sudah menjadi kewajiban dalam adat Jawa, khususnya untuk pernikahan. Tak hanya sebagai busana, taplak meja jamuan, namun juga sebagai pelengkap dari pelaminan adat Jawa. Akan tetapi, motif yang digunakan pun tidak boleh sembarangan karena masing-masing memiliki arti dan maknya sendiri. Salah satunya seperti Sido Mulya yang berarti kemuliaan, serta motif Sido Asih yang berarti harapan bahwa nantinya rumah tangga akan dipenuhi oleh kasing sayang.

Add Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


4 + 1 =