Mengintip Perbedaan Pernikahan Adat Sunda Dan Jawa
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia memiliki ragam suku dan budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal inilah yang membuat keberagaman Indonesia menjadi salah satu keunikan tersendiri bagi dunia. Termasuk bagaimana keanekaragaman budaya saat melangsungkan pernikahan. Diantara budaya dari suku-suku tersebut, terdapat adat pernikahan yang sering menjadi sorotan, yaitu pernikahan adat Sunda dan adat Jawa. Meskipun sama-sama memiliki keanggunannya sendiri, ternyata ada beberapa hal menarik yang menjadi perbedaan keduanya. Kira-kira seperti apa? Yuk, kita simak artikel selengkapnya berikut ini.
Perbedaan pernikahan adat Sunda vs Jawa: Lamaran
Perbedaan pertama dari pernikahan adat Sunda dan Jawa bisa kita lihat dari prosesi lamaran. Pada adat Sunda, ada sebuah prosesi adat sebelum menuju lamaran dimana para orang tua melakukan pertemuan dan membicarakan tentang perjodohan anak-anak mereka yang disebut sebagai “Neundeun Omong” atau yang bila diartikan dengan bahasa Indonesia berarti titip ucap.
Sementara pada budaya dan adat pernikahan Jawa, prosesi semacam ini tidak dilakukan, bahkan kedua orang tua belum saling mengenal. Justru pada saat lamaran lah, kedua keluarga bertemu, khususnya kedua orang tua untuk saling membahas tentang hubungan anak mereka.
Perbedaan pernikahan adat Sunda vs Jawa: Pra- Nikah
Perbedaan selanjutnya terletak pada tahapan pra- nikah, yakni momen atau waktu sesaat lagi menuju pernikahan yang bisa dalam hitungan bulan, minggu, atau bahkan hari. Jika dilihat dari prosesi adat nya, pernikahan adat Sunda memiliki tahapan yang lebih banyak dibandingkan pernikahan adat Jawa. Mulai dari prosesi Neundeun Omong, lamaran, tunangan, prosesi pemberian seserahan, Ngeuyeuk Seureuh, pembuatan lungkun, saweran, siraman, barulah akhirnya menuju pernikahan atau ijab qabul.
Sementara bagi adat Jawa, semuanya menjadi lebih singkat dan terkesan mudah. Cukup melewati tiga tahapan prosesi adat saja yaitu lamaran, siraman, malam midodareni, hingga terakhir menuju ijab qabul.
Perbedaan antara pernikahan adat Sunda dan adat jawa tersebut masih berdasarkan apa yang terlihat saja, atau secara kasat mata. Sebenarnya jika kita meneliti lebih jauh lagi mengenai filosofi serta makna dari tiap prosesi, tentu akan lebih banyak lagi perbedaan yang didapat.
Namun pada intinya, meskipun berbeda-beda adat, budaya, dan tradisi pernikahan, yang jelas semuanya harus mencapai satu tujuan, yakni bahagia dunia dan akhirat. Setuju kan?