Terdengar berisik, itulah kata pertama yang terlintas Ketika mengikuti prosesi pernikahan adat Betawi yang begitu ramai dengan banyaknya petasan Ketika rombongan mempelai pria mendatangi kediaman sang wanita. Lantas, mungkin akan muncul di pertanyaan kita? Kenapa harus ada petasan?

Ternyata, tradisi menggunakan petasan dalam acara pernikahan adat betawi memiliki makna tersendiri dan tidak boleh digunakan secara sembarangan. Jika kamu cermati, bunyi rentetan petasan tersebut pun dibarengi dengan lantunan shalawat sebagai pertanda bahwa rombongan mempelai pria sudah tiba di lokasi.

Selain itu, terdapat beberapa alasan lain kenapa pernikahan adat Betawi menggunakan petasan. Untuk itu, kali ini Gebyar Pernikahan Indonesia sudah merangkumnya untuk kamu. Maka dari itu, mari kita simak artikel selengkapnya berikut ini.

Awal mula pernikahan betawi menggunakan petasan

Menurut catatan sejarah, petasan yang ada pada tradisi palang pintu ini sudah dilakukan sejak tahun 1933. Tradisi palang pintu sendiri berarti “menyambut” yang kemudian disusul dengan kegiatan debat pantun, hingga pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran, barulah pada akhirnya ditutup dengan atraksi adu silat oleh para jawara. Namun, pada masa lalu tradisi ini hanya dilakukan oleh para orang betawi kaya saja. Namun saat ini semua kalangan bisa menggunakan tradisi ini yang sudah dilakukan secara turun temurun.

Sebagai bentuk pengumuman kepada orang-orang

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa tradisi ini bermula sejak zaman sebelum kemerdekaan Indonesia. Pada masa itu, jarak antar rumah penduduk di Jakarta terbilang jauh. Maklum pada saat itu Jakarta masih memiliki banyak lahan terbuka sangat berbeda bila dibandingkan dengan sekarang. Maka dari itu, petasan digunakan sebagai penanda atau pengumuman kepada para tetangga yang lokasinya berjauhan agar mereka mengetahui bahwa sedang ada hajatan di rumah tertentu.

Awalnya petasan sendiri tidak digunakan hanya untuk pesta pernikahan saja tapi juga untuk acara khitanan, pergi haji, dan hajatan lainnya. Dengan begini, para tetangga yang berjauhan pun akan mengetahui dan bisa mengunjungi hajatan tersebut.

Petasan pada pernikahan adat betawi modern

Berbeda dengan masa sekarang, rumah antar penduduk menjadi lebih dekat dan bahkan terasa seakan tak ada jarak lagi. Maka dari itu, pada pernikahan betawi di era modern ini penggunaan petasan perlahan sudah mulai ditinggalkan sebagai suatu bentuk keharusan dalam prosesi pernikahan. Akan tetapi, atraksi petasan ini tetap dilestarikan dalam bentuk karya seni dan bukan lagi sebagai suatu keharusan.

Jadi, yang punya hajatan bisa memilih sendiri apakah akan menggunakan petasan atau tidak. Yang jelas, jika menggunakan petasan harus dipastikan keamanannya dan kebersihan seusai adanya atraksi petasan ini.

Jadi, bagaimana dengan kamu? Apakah akan menggunakan petasan atau tidak dalam pernikahan adat betawi kamu? Yang jelas, jika kamu ingin mendapatkan informasi lebih banyak seputar pernikahan tradisional dan informasi seputar vendor pernikahan lainnya, maka kamu dan pasangan bisa langsung mengunjungi pameran pernikahan terbesar di Indonesia yakni Gebyar Pernikahan Indonesia yang akan digelar pada tanggal 10-11 Juli 2021 di Samisara Grand Ballroom, Jakarta Selatan. Untuk informasi lebih lanjut silahkan follow Instagram @gebyarpernikahanindonesia dan pantau terus updatenya!

Add Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


+ 77 = 85